Bogor, Gertak.id — Polemik dugaan penyalahgunaan barcode pembelian BBM subsidi di SPBU Panyaungan, Kabupaten Bogor, semakin menuai sorotan. Sopir yang menjadi korban mengaku sudah berupaya melakukan komunikasi dengan pihak SPBU, namun tidak mendapat penjelasan yang memadai.
Awak media juga mencoba meminta tanggapan langsung kepada manajer SPBU berinisial DDI. Namun, saat dikonfirmasi, ia hanya menjawab singkat, “Siap Pak, mohon ditunggu,” tanpa memberikan keterangan lebih lanjut.
Sikap bungkam ini memicu reaksi keras dari aktivis Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI). Dani Saeputra, salah satu aktivis GMBI, menegaskan pihaknya akan mengawal kasus ini hingga tuntas.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“SPBU harus bertanggung jawab. Kalau memang ada permainan barcode, kami akan bongkar modus yang dilakukan terhadap para sopir. Ini sudah keterlaluan dan tidak bisa dibiarkan,” tegas Dani.
Lebih lanjut, Dani mengungkapkan bahwa pihaknya akan segera melaporkan persoalan ini kepada Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi (KDM), agar segera diusut sesuai aturan hukum yang berlaku.
“Kami akan sampaikan langsung ke Kang Dedi Mulyadi. Negara harus hadir membela rakyat kecil yang dirugikan,” pungkasnya.
Dani juga mengajak para sopir maupun warga lain yang merasa dirugikan untuk tidak takut bersuara. Menurutnya, laporan dari masyarakat akan memperkuat bukti bahwa ada dugaan praktik curang yang mesti segera dihentikan.
—