MANADO, Sulawesi Utara -Kelangkaan solar bersubsidi di Sulawesi Utara semakin memprihatinkan. Truk, angkot, hingga kendaraan nelayan rela mengantre berhari-hari di SPBU hanya untuk mendapatkan beberapa liter bahan bakar. Namun di balik penderitaan ini, jaringan mafia solar justru disebut semakin leluasa menghisap solar subsidi rakyat.
Para sopir menilai, mafia solar bak “drakula penghisap” BBM bersubsidi. Solar dibeli secara besar-besaran di SPBU lewat kendaraan yang telah dimodifikasi dan diatur oleh operator nakal. Bahan bakar itu kemudian ditampung oleh perusahaan mitra Pertamina yang izin resminya hanyalah kamuflase. Setelah itu, solar ilegal tersebut diselundupkan menggunakan mobil tangki ke wilayah tambang di Maluku, Halmahera, dan Morowali. Ironisnya, dermaga milik pemerintah maupun swasta kerap menjadi jalur favorit penyelundupan.
Sejumlah kasus penangkapan pernah terjadi. Aparat kepolisian bahkan sempat menyita dump truk dan mobil tangki berisi solar subsidi ilegal. Namun publik geram karena barang bukti itu dilepas kembali, memunculkan kecurigaan adanya pembiaran bahkan perlindungan dari oknum tertentu.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Aliansi sopir dump truk Sulut menilai Pertamina gagal mengawasi distribusi solar bersubsidi. Aparat penegak hukum (APH) pun dituding tak serius menindak mafia solar, meski praktiknya sudah berlangsung terang-benderang.
Buang Ngantung yang tergabung dalam aliansi supir dump truk sulawesi utara sangat menyayangkan praktek mafia solar yang telah berlangsung lama tapi seolah tidak ada tindakan baik oleh pertamina maupun APH. “Penindakan Hukum Lemah, Negara Jebol
“Kondisi ini sudah sangat keterlaluan. Solar subsidi adalah hak rakyat kecil. Tapi kenyataannya, mafia solar menguasai SPBU, gudang, bahkan jalur dermaga, sementara pengawasan lemah dan aparat seolah tutup mata, “kata Buang Ngantung, pemilik kendaraan dan anggota Aliansi Sopir Dump Truk Sulut, saat ditemui wartawan, Kamis (25/9/2025).
“Kami meminta Pertamina segera menindak SPBU nakal dan operator yang bermain dengan mafia solar. Jangan hanya menyalahkan sopir atau masyarakat kecil. APH juga harus berani mengusut tuntas siapa saja yang membekingi praktik ini.
Kami, Aliansi Sopir Dump Truk Sulut, akan melakukan aksi demonstrasi pada Senin, 29 September 2025 di tiga titik aksi yaitu Polda Sulut, Kantor Gubernur Sulut, dan DPRD Provinsi Sulut. Aksi ini akan diikuti 150 sopir beserta truk.
Kami menuntut pemberantasan mafia solar, evaluasi kinerja pengawasan pemerintah, serta penindakan tegas terhadap aparat yang diduga membackup mafia solar. Kalau tidak ada perubahan, kami siap melakukan aksi lanjutan yang lebih besar. “ujar buang.
Rencana Aksi Aliansi Sopir Dump Truk Sulut akan dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal: Senin, 29 September 2025
Jumlah Peserta: 150 sopir dump truk
Titik Aksi: Polda Sulut, Kantor Gubernur Sulut, DPRD Provinsi Sulut
Tuntutan Utama:
1. Berantas mafia solar dan SPBU nakal
2. Evaluasi total pengawasan Pertamina
3. Tindak aparat yang membackup mafia solar
Aksi ini diharapkan menjadi alarm bagi Pertamina, pemerintah daerah, dan APH untuk bertindak tegas sebelum kepercayaan publik hilang. Aliansi sopir menyatakan siap bekerja sama dengan pihak mana pun untuk mengawasi distribusi BBM agar solar subsidi benar-benar sampai ke tangan rakyat.
“TIM Operasi Senyap, Laut Darat dan Udara, (Noval).