SAMPANG. Gertak.id – Menanggapi sebuah unggahan di media sosial TikTok dengan akun bernama @im.komariyah mendadak viral dan menjadi perbincangan hangat publik. Video @im komariyah tersebut menyinggung dugaan adanya unsur pelecehan seksual yang dilakukan salah satu Tenaga Kesehatan (Nakes) atau perawat di Puskesmas Pangarengan Kecamatan Pengarengan Kabupaten Sampang Madura Jawa Timur terhadap rekan sejawatnya.
Dalam unggahannya, akun @im Komariah jelas-jelas menyerang salah satu Nakes dan juga institusi Puskesmas Pengarengan sehingga mengundang Kepala Puskesmas Pengarengan, dr. Indah Nur Susanti angkat bicara untuk mengklarifikasi terkait perkataan yang diucapkan oleh akun tik tok yang bernama @im komariah itu.
Kepala Puskesmas Pengarengan, dr. Indah Nur Susanti dalam keterangannya menyampaikan bahwa kalau itu urusan pribadi jangan sampai membawa nama baik institusi pemerintahan yakni di lingkungan Nakes Puskesmas Pengarengan. Senin (15/09/2025).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Sebagai informasi bahwa petugas nakes yang dimaksud oleh ibu yang di akun tik tok itu adalah bidan bukan perawat, jadi kita pada mengetahui kalau seorang bidan tidak akan melayani laki-laki dan yang dilayani itu semua perempuan.
Kalau yang akun tik tok @im komariah mau ngoceh atau ngomong apapun dengan bidan E (inisial) itu bukan urusan saya, tapi kalau ibu tersebut sudah menyebut Puskesmas Pengarengan otomatis saya tidak terima”, ujarnya.
Sempat dr. Indah bilang kepada bidan E, kalau jadi nakes itu harus jaga perilaku, karena nanti beban tersebut di pegang serta dipikul sebagai nakes, apalagi nama baik puskesmas pengarengan, kalau E tidak bisa menjaga perilakunya jangan sampai puskesmas terimbas.
“Setelah beberapa hari kemudian si E ini menikah dengan seorang duda J (inisial) tak lain ada ikatan saudara dengan mantan istri J yang sudah meninggal, mungkin yang menyebabkan @im.komariah itu jengkel ke E hingga mengatakan kata-kata kotor dan membawa nama Puskesmas Pengarengan segala”, kata dr. Indah di ruangannya.
Oleh sebab itu, saya berharap kepada pemilik akun agar segera menghapus video tersebut, karena sudah banyak membuat persepsi yang salah, khususnya yang terkait dengan pelayanan di Puskesmas Pengarengan.
“Kalaupun dia mengupload yang lain ya silahkan asalkan jangan sampai membawa nama Puskesmas Pengarengan”, harapnya.
Kepada publik atau masyarakat agar bisa memfilter semua informasi yang diterimanya, kira-kira kebenarannya bisa dipertanggungjawabkan sehingga tidak mudah mem viralkan kembali di medsos-medsos lainnya.
Kalau kenyataannya puskesmas sudah menyatakan kejadian seperti itu dan nantinya mengarah kepada pencemaran nama baik sehingga kami bisa menempuh jalur hukum.
“Sebab tim pengacara kami bilang kalau masalah itu tidak diindahkan oleh pemilik akun maka kita akan menempuh jalur hukum”, pungkasnya. (Moch)