Pekalongan, 9 September 2025 – Guna melestarikan dan memperkuat bahasa daerah di kalangan generasi muda, Panitia Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Kecamatan Kandangserang tahun 2025 sukses menyelenggarakan ajang perlombaan bagi siswa sekolah dasar. Acara yang berlangsung lancar dan meriah ini digelar secara terpusat di SDN 02 Lambur dan SDN 02 Kandangserang, Kabupaten Pekalongan, pada Selasa (9/9/2025).
Festival yang mengusung semangat revitalisasi bahasa ibu ini diikuti dengan antusias oleh 336 siswa-siswi yang berasal dari 24 SD se-Kecamatan Kandangserang. Mereka turut serta memperebutkan juara dalam tujuh cabang lomba yang menguji kecakapan berbahasa dan berkesenian daerah, yaitu Menulis dan Membaca Aksara Jawa, Mendongeng, Berpidato, Menulis Cerita Pendek (Cerkak), Membaca Puisi Jawa (Geguritan), Menyanyi Tradisional (Nembang Macapat), dan Komedi Tunggal.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketua Panitia FTBI 2025, Rasdi, S.Pd., dalam sambutannya menegaskan bahwa festival ini adalah sebuah ikhtiar kolektif untuk membentengi identitas budaya lokal. “Di era globalisasi yang kian masif, bahasa ibu kita mulai tergerus. FTBI hadir bukan hanya sebagai lomba, tetapi sebagai upaya nyata untuk menumbuhkan kecintaan, membentuk karakter, dan memperkuat jati diri generasi muda melalui bahasa dan budaya daerahnya,” ujarnya.
Acara ini mendapat dukungan penuh dari seluruh satuan pendidikan dasar di kecamatan setempat dan dihadiri oleh sejumlah tamu kehormatan yang menandakan pentingnya acara ini. Turut hadir Prajawan, S.Pd. selaku Pengawas SD, Moh Zumaroh, S.Pd.SD selaku Koordinator Wilayah (Korwil) Kecamatan Kandangserang, dan Dirwanto, S.Pd., M.Pd. selaku Kepala Seksi (Kasi) Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan.
Moh Zumaroh, S.Pd. dalam pidatonya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas terselenggaranya acara ini. “Melestarikan bahasa daerah berarti menjaga warisan leluhur yang tak ternilai harganya. Kegiatan seperti ini adalah investasi budaya untuk memastikan khazanah lokal kita, mulai dari bahasa, sastra, aksara, hingga seni, tidak punah ditelan zaman. Ini adalah wadah kreativitas yang sangat positif bagi anak-anak,” tegasnya.
Suasana di kedua lokasi acara tampak semarak dan penuh semangat. Para peserta tampil maksimal mengikuti setiap lomba, didukung oleh guru pendamping dan sesekali sorak sorai penonton. Keberhasilan acara ini tidak hanya diukur dari kelancaran teknis, tetapi lebih dari itu, dari terpicunya kesadaran ratusan siswa untuk bangga menggunakan bahasa ibunya sebagai bagian dari identitas bangsa.
Dengan ditutupnya rangkaian lomba pada hari itu, FTBI Kecamatan Kandangserang 2025 telah menorehkan catatan penting dalam peta pelestarian budaya daerah Kabupaten Pekalongan, sekaligus menyalakan api semangat untuk terus dijaga dan dikobarkan pada tahun-tahun mendatang.
Penulis : Ariyanto
Editor : Admin.
Sumber Berita: Korwil kanser